SEMARANG, – Tak ada yang menyangka, jika sebuah tempat pembuangan sampah yang dianggap kotor, kumuh, jorok, bahkan menjijikkan oleh kebanyakan orang, justru bisa menjadi mata pencaharian untuk mengais rejeki. Seperti yang dilakukan oleh Diki (42), warga Tambak Lorok atau Tambak Rejo, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara. Ia setiap hari rela bangun pagi Pukul 06.00 WIB, menuju tempat pembuangan yang berada persis dibawah jembatan layang.
Setibanya disana, ia langsung memilah-milah sampah berupa potongan kain. Kain-kain sisa yang dibuang di kawasan tersebut, merupakan sampah dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Kain bekas dari berbagai pabrik, yang dianggap sudah tidak berguna lagi itu, dipilahnya secara cermat.
Hanya potongan kain dengan ukuran panjang, yang hanya ia ambil karena laku dijual. Kain-kain tersebut, kemudian ia taruh ke dalam kantong-kantong plastik. Setelah semuanya terkumpul, kini giliran menunggu pelanggan yang akan membeli kain-kain bekasnya.
Kain-kain tersebut, dijual dengan harga Rp. 2.500,-/kg. “Pembeli yang datang adalah individu, atau pengrajin yang memiliki home industry. Seperti usaha pembuatan topi, tas, baju, dan lain sebagainya,” kata Diki saat ditemui di tempat penimbunan sampah, baru-baru ini.
Pengrajin datang dari warga sekitar Semarang. Seperti Karang Jati, warga Tambak Rejo, dan sekitarnya. Hasil yang diperolehnya dari mengais sampah-sampah kain tersebut, cukup lumayan untuk kebutuhan sehari-hari. “Meskipun tidak tentu, tapi sebulan bisa berkisar satu juta rupiah,”tambah Diki.
Post a Comment
Diharapkan jangan berkata-kata yang kurang enak, karena itu akan mengganggu orang yang membacanya, dan berikan saran anda jika blog kami masih kurang berkenan.
terimakasih,
Admin